Terlepas dari dominasinya sebagai game MOBA terpopuler di dunia, League of Legends memang harus diakui tak punya banyak “taring” di wilayah Asia Tenggara.

Untuk kawasan yang juga melibatkan Indonesia ini, dominasi MOBA dari Valve – DOTA 2 memang masih terlihat begitu kuat.

Salah satu yang disinyalir sebagai alasan? Fakta bahwa Riot Games tak terlibat langsung dalam proses distribusi ini.

Selama belasan tahun, League of Legends ditangani oleh Garena dalam bentuk client dan monetisasi yang juga berbeda. Berita baiknya, hal ini akhirnya berbeda.

Setelah kerjasama selama setidaknya 12 tahun, Riot Games akhirnya “putus” dengan Garena. Riot Games akan mulai mengambil alih League of Legends dan Teamfight Tactics untuk wilayah Asia Tenggara mulai bulan Januari 2023 mendatang.

Proses ambil alih ini akan memastikan bahwa pengalaman League of Legends di Asia Tenggara ini akan setara dengan belahan dunia manapun.

Kerennya lagi?

Untuk memastikan kehadiran mereka lebih kuat, Riot Games juga berencana membangun kantor lokal di negara Asia Tenggara seperti Filipina, Thailand, Indonesia, dan juga Malaysia.

Riot Games sendiri sudah merilis gamenya sendiri seperti Valorant, Legend of Runeterra, dan League of Legends: Wild Rift tanpa bantuan pihak ketiga di wilayah Asia Tenggara selama ini.