Meskipun negara maju umumnya punya inovasi yang tak terbatas, namun tidak dalam urusan Warnet. Setidaknya dalam satu perspektif yang satu ini.

Baca artikel kayak gini di link berikut, berita game di link berikut, dan review game, film, maupun teknologi di link berikut.

Di Indonesia sendiri, bilik Warnet umumnya berdekatan dengan dinding dengan cover yang lebih tinggi. Meskipun tak berikan privasi maksimal, namun orang tidak mungkin mengintip kecuali masuk ke dalam bilik.

Menariknya, Jepang mencoba membuat inovasi bilik Warnet tersebut dengan privasi maksimal yang mereka tutupi dengan selimut ‘kamar gaming’.

Adalah perusahaan bernama JOW yang disupervisori oleh tim Esports Jepang bernama DFM yang ciptakan ‘kamar gaming’ bilik Warnet bernama Game Kichi atau jika diterjemahkan dalam bahasa Inggris disebut GameBase.

GameBase lebih mirip dengan bilik Warnet namun lebih tertutup yang jamin tak hanya privasi, namun juga kedap suara yang akan kurangi suara bocor dari obrolan sebesar 30%. Ia hadir dengan material black sound absorbant yang ringan yang mudah diatur dan disusun.

Ide ini muncul karena kekhawatiran banyak gamer Jepang atas suara berisiknya saat memainkan game mengingat kebanyakan apartemen di Jepang miliki tembok yang tipis dan kebanyakan gamer masa kini gunakan headset.

JOW juga telah lakukan survey kepada 100 gamer yang mainkan game online lebih dari 11 jam seminggu dengan hasil lebih dari 30% gamer khawatir suara mereka bocor dan privasinya terganggu.

Kehadiran GameBase yang didesain bersama tim esports DFM, JOW menawarkan solusi untuk menghilangkan kekhawatirannya tersebut dengan mengurangi gangguan visual sekitar dan suara yang bocor.

Dengan kata lain, GameBase akan membuat para hikkikomori atau mereka yang ansos semakin ansos jika dilihat dari sisi negatif, namun jika dilihat dari sisi positif, maka GameBase akan berikan privasi dan fokus maksimal. Khususnya bagi atlet esports dan konten kreator.