Anime Gundam tapi settingnya di sekolah? Apakah konsep ini akan berhasil? Di review anime Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury, kita akan mencari tahu jawabannya.
The Witch from Mercury memang bukan seri pertama Gundam yang mengambil setting sekolah.
Namun kalau kita bicara soal anime Gundam, seri ini punya banyak konsep yang cukup radikal hingga sekilas terasa seperti bukan anime Gundam.
Memangnya anime Gundam itu seperti apa sih? Karena sebelumnya ada juga G Gundam dengan konsep shonen dan bela diri, tentunya definisi Gundam berada jauh di balik penampilan luar saja.
Ad Stella adalah era dimana konglomerasi raksasa beroperasi di luar angkasa dan menciptakan sistem ekonomi yang menguntungkan.
Mereka menguasai angkasa layaknya pemerintah itu sendiri. Salah satu konglomerasi tersebut adalah Grup Benerit yang menguasai 157 anak perusahaan. 21 tahun berlalu sejak Insiden Vanadis yang terjadi di anime Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury Prologue.
Suletta Mercury datang dari Merkurius ke Sekolah Teknologi Asticassia untuk belajar menjadi seorang pilot dan memakmurkan Merkurius di masa depan.
Di sekolah itu, Suletta langsung membuat kehebohan. Demi membela seorang murid bernama Miorine Rembran, Suletta menantang duel Guel Jeturk, seorang Holder atau pilot nomor satu di sekolah.
Kejutan muncul setelah Suletta mengalahkan Guel dengan mudah menggunakan Mobile Suit pribadinya, Aerial. Suletta kemudian menjadi Holder baru dan berhak menjadi pengantin Miorine.
Duel itu juga menguak tabir misteri soal keberadaan Mobile Suit jenis Gundam yang dilarang 21 tahun yang lalu, serta tujuan sebenarnya Suletta dikirim ke Asticassia.
Kesan pertama yang membuat G-Witch terasa beda dengan anime Gundam pada umumnya adalah karena anime ini jarang, atau agak terlambat menampilkan elemen-elemen penting Gundam pada umumnya.
Biasanya, anime mainline Gundam identik dengan konflik politik dimana semua pihak yang berseteru digambarkan memiliki moralitas abu-abu.
Selain itu, anime Gundam selalu menampilkan kepedihan perang dan dampak buruknya terhadap orang-orang yang terlibat, khususnya anak-anak.
Sekilah, G-Witch nampak kekurangan elemen-elemen itu, namun sebenarnya elemen itu ada dalam bentuk lain. Politik antar negara diganti dengan politik antar korporasi yang tidak kalah pelik.
Banyak konflik di dalam anime ini terpusat antara perusahaan-perusahaan internal Grup Benerit yang saling bersaing mengumpulkan keuntungan.
Lalu meskipun tidak ada perang, para perusahaan ini memanfaatkan anak-anak di Asticassia untuk berduel menggunakan teknologi Mobile Suit terbaru mereka.
Kerennya, elemen-elemen khas Gundam ini dikucurkan layaknya keran air yang dibuka separuh. Saat penonton fokus ke kehidupan sekolah Suletta dan Miorine, keran plot ini dibuka perlahan, dan di episode terakhirnya keran itu dibuka penuh sehingga menciptakan ending yang bombastis.
Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury memang digarap sebagai upaya Sunrise dan Bandai menjaring fans baru. Kehidupan sekolah Suletta dan hubungannya dengan Miorine dijadikan hook untuk membuat penonton baru nyaman.
Lalu setelah mereka nyaman, esensi sebenarnya dari Gundam dikeluarkan dan menciptakan kejutan. Apakah hal ini bagus atau buruk?
Bisa jadi keduanya. Sejauh ini, beberapa usaha Sunrise mendapatkan fans Gundam baru cukup mixed bag, dan G-Witch bisa jatuh ke jurang yang sama. Namun sejauh ini, fans G-Witch tak perlu takut seri favorit mereka bakal putus di tengah jalan.