Twitter, platform media sosial milik Elon Musk akhirnya menambakan opsi berlangganan baru di layanan Twitter Blue mereka. Kali ini, pengguna dapat pilih berlangganan Twitter Blue tahunan ketimbang opsi belangganan secara bulanan baik di aplikasi iOS atau website.
Informasi dibagikan perusahaan lewat laman Help Center, Kamis (19/1/2023), dimana kini tersedia pilihan “Annually” atau “Tahunan” untuk versi web. Lalu berapa harga langganan Twitter Blue secara tahunan itu? Tertulis di laman tersebut, pengguna cukup membayar sebesar USD 84 atau sekitar Rp 1,2 jutaan.
Informasi, pilihan langganan per bulan untuk pengguna Android dan iOS sama-sama seharga USD 11 atau Rp 166 ribu, sedangkan biaya bulanan versi web hanya USD 8 (Rp 120 ribuan).
Jika dihitung, pelanggan Twitter Blue tahunan membayar layanan lebih murah yakni sebesar USD 7 (Rp 105 ribu) per bulannya sebuah perbedaan yang tidak signifikan.
Adapun pengguna layanan Twitter Blue ini akan mendapatkan tanda khusus verifikasi dari Twitter, dan juga mendapatkan prioritas dalam membalas percakapan, batas durasi video, hingga kemampuan untuk mengedit cuitan.
Hingga berita ini ditulis, layanan ini baru tersedia di beberapa negara tertentu, seperti di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan Jepang. Kabarnya, perusahaan milik Elon Musk itu akan mulai menggulirkan layanan tersebut dalam waktu beberapa bulan mendatang.
Twitter akhirnya buka suara soal pemblokiran layanan klien pihak ketiga seperti Tweetbot dan Twitterific, yang berlangsung beberapa waktu lalu.
Sempat tidak memberikan pernyataan selama beberapa hari, melalui unggahan di sebuah akun resmi, Twitter menyatakan mereka sengaja memblokir aplikasi pihak ketiga tersebut.
Namun, mereka tidak memberikan penjelasan lebih lanjut dan rinci mengenai alasan pemblokiran aplikasi seperti Tweetbot dan Twitterific. “Twitter sedang menegakkan aturan API yang sudah lama berdiri.
Ini mungkin menyebabkan sejumlah aplikasi tidak bekerja,” tulis mereka melalui akun resmi perusahaan @TwitterDev, dikutip Rabu (18/1/2023). Menurut pesan internal yang diterima the Information, seorang insinyur senior Twitter kabarnya memberitahu karyawan, pemadaman pihak ketiga ini disengaja, tetapi tidak pernah menjelaskan alasannya.
Kondisi ini, dilansir The Verge, membuat para pembuat aplikasi pihak ketiga Twitter ini, serta pengguna, kebingungan dan kesal.